Google

Tuesday, April 22, 2008

Alergi Rinitis

Alergi rinitis adalah suatu reaksi inflamasi (peradangan) pada daerah hidung terhadap alergen (bahan-bahan yang menimbulkan alergi), yang memiliki gejala rhinorrhea (keluarnya ingus terus menerus), snezzing (bersin), itching (rasa gatal) dan nasal blockage (sumbatan pada hidung).

Penyakit ini merupakan masalah kesehatan global yang menyerang kira-kira 10-50% penduduk dunia, yang dapat mengganggu kualitas hidup, kualitas pendidikan di sekolah dan produktvitas kerja. Oleh karena hidung merupakan bagian dari saluran nafas yang memiliki hubungan ke paru-paru, maka saat ini sedang dicari hubungan rinitis alergi dengan penyakit asma yang sama-sama mempunyai dasar timbulnya penyakit yaitu hipersensitifitas terhadap alergen (atopi).

Bukti saat ini menunjukkan sebanyak 78 % penderita asma dewasa memiliki gejala gangguan pada hidung mirip rinitis alergi. Sedangkan sebanyak 38% penderita rinitis alergi dewasa juga memiliki gejala penyakit asma. Oleh karena itu terjadi perubahan paradigma bahwa dalam penanganan rinitis alergi sebaiknya juga mencakup penegakkan diagnosis dan penatalaksaan asma juga.

Penatalaksanaan rinitis alergi terdiri dari penghindaran dari bahan alergen, pemberian obat-obatan, terapi secara imunologis (untuk masa mendatang) dan dilakukan pembedahan jika diperlukan. Upaya penghindaran bahan alergen ini merupakan langkah pertama dan penting untuk mengatasi rinitis ini. Upaya ini harus disertai dengan pemberian penjelasan yang baik tentang bahan-bahan alergen serta cara penghindarannya.

Topik di atas merupakan salah satu topik utama yang dibahas dalam 7th Asian Research Symposium in Rhinology pada tanggal 15-16 Februari 2002 di Hotel Kartika Plaza, Bali. Simposium ini merupakan ajang saling bertukar infomasi mengenai perkembangan penilitian yang dilakukan peneliti muda di bagian Penyakit Hidung (Rhinology). Pertemuan para ahli rhinology ini dipelopori oleh Prof. Yasuo Sakakura (Jepang) dan Prof.Yang Gi Min (Korea). Pertemuan ini akan dilaksanakan setiap tahun dengan mengambil tempat yang berbeda-beda di negara Asia. Untuk tahun ini, simposium ini diketuai oleh dr. Damayanti Soetjipto, Sp.THT (RSCM-Jakarta).

Simposium ini juga membahas Masalah sinusitis (infeksi pada rongga sinus di wajah) yang sering menyerupai rinitis alergi. Untuk itu pada penderita yang memiliki gejala seperti yang telah disebutkan di atas harus dilakukan pemeriksaan yang teliti untuk membedakan kedua penyakit tersebut. Penatalaksanaan kedua penyakit tersebut sangatlah berbeda. Saat ini dinyatakan bahwa sinusitis kronik (infeksi yang lama) disebabkan oleh adanya gangguan pada aliran cairan dalam rongga sinus. Gangguan ini menyebabkan menumpuknya cairan tersebut dan kemudian akan mengiritasi daerah tersebut. Selain itu juga akan mempermudah timbulnya infeksi bakteri yang berulang.

Salah satu metode yang dilakukan memperbaiki aliran tersebut adalah dengan teknik operasi FESS (Functional Endoscopic Sinus Surgery). Teknik merupakan salah satu teknik bedah minimal invasif (baca liputan sebelumnya) yang akan mengangkat suatu bagian dari hidung yang diperkirakan dapat memperbaiki aliran dalam rongga sinus. Selain itu juga perlu dilakukan pengobatan dengan pemberian antibiotika, obat anti inflamasi, drainase (upaya mengeluarkan cairan tersebut) dan bantuan untuk pernafasan.

Article Source : http://www.solusisehat.net/artikel.php?id=208

No comments: