Google

Wednesday, April 30, 2008

Apa dan Bagaimana Atasi Anthrax?

Anthrax adalah penyakit menular akut yang dapat menyerang hewan dan manusia (Zoonosis) dan sulit diberantas karena merupakan Soil Borned Disease -penyakit dari tanah. Sebutan penyakit ini bermacam-macam: Radang Kura, Radang Limpa, Malignant Pustula, Malignant Edema, Woolsoster's Disease, Ragpickers Disease, Splenic Fever atau Charbon masyarakat Jawa Barat menyebutnya Caneung Hideung. Bakteri tersebut berbentuk batang (ruas-ruas) dengan ukuran panjang 3-8 m. Dalam biakan agar darah biasanya berbentuk rantai (Streptobacilli), dapat juga berbentuk tunggal (soliter) atau berantai dua terutama dalam tubuh penderita.

Penyebabnya, sejenis bakteri yang disebut Bacillus-anthracis berbentuk batang (ruas-ruas) berukuran 3-8 чm. Di dalam tubuh penderita, B. antracis terdapat di dalam darah dan organ-organ dalam, terutama limpa. Itu sebabnya penyakit ini banyak dikenal dengan sebutan radang limpa.

Sebetulnya B. anthracis tidak begitu tahan terhadap suhu tinggi dan bermacam desinfektan. Tapi, bakteri itu mudah sekali membentuk spora yang tahan kekeringan dan mampu hidup lama di tanah yang basah, lembab atau di daerah yang sering tergenang air. Menurut dokter hewan Suprodjo Hardjo Utomo, MS APU dari Balitvet, bakteri ini bersifat aerob -memerlukan oksigen untuk hidup. Spora B.anthracis itu baru dapat dimusnahkan dengan uap air basah bersuhu 90 derajad celcius selama 45 menit, air mendidih atau uap air basah bersuhu 100 derajad celcius selama sepuluh menit dan panas kering pada suhu 120 derajad celcius selama satu jam.

Utamanya, sumber penularan anthrax adalah hewan-hewan yang peka terhadap anthrax, seperti sapi, kambing, kerbau, domba, kuda, babi, burung unta serta hewan lain seperti tikus, marmut, mencit dan lainnya. Walau anjing dan hewan carnivora lainnya termasuk binatang rentan juga, tapi infeksi kuman anthrax jarang sekali terjadi pada hewan-hewan itu. Justru, infeksi anthrax dapat terjadi juga pada jenis burung, terutama burung unta. Selain itu, lingkungan yang tercemar spora B.antracis, seperti tanah, tanaman (sayur-sayuran) dan air, dapat juga menjadi sumber penularan lainnya.

Cara Penularan

Seseorang dapat tertular oleh penyakit Antraks dengan tiga cara :

1. Kontak langsung dengan bibit penyakit yang ada di tanah/rumput, hewan yang sakit, maupun bahan-bahan yang berasal dari hewan yang sakit seperti kulit, daging, tulang dan darah.

2. Bibit penyakit terhirup orang yang mengerjakan bulu hewan (domba dll) pada waktu mensortir. Penyakit dapat ditularkan melalui pernapasan bila seseorang menghirup spora Antraks.
3. Memakan daging hewan yang sakit atau produk asal hewan seperti dendeng, abon dll.

Menurut daerah penularannya, Antraks dibagi dalam tiga macam:

1. Antraks daerah pertanian (Agricultur Antraks) yaitu Antraks yang penularan dan kejadiannya berkisar di daerah-daerah pertanian saja. Antraks di Indonesia pada umumnya termasuk Antraks daerah pertanian.

2. Antraks daerah perindustrian (Industrial Antraks) yaitu Antraks yang terjadi di daerah atau kawasan industri yang menggunakan bahan baku berasal dari hewan atau hasil hewan seperti bahan-bahan yang terbuat dari kulit (tas, ikat pinggang, topi, alat musik), tulang (perhiasan, industri makanan ternak), daging (dendeng, abon dll), darah (campuran makanan ternak), tanduk (perhiasan, kerajinan dll) dan lain-lain

3. Antraks yang terjadi di laboratorium yaitu infeksi hewan-hewan percobaan seperti tikus putih, marmut, kelinci, centrifugasi dll. Masa Inkubasi Masa inkubasi penyakit Antraks bervariasi untuk Antraks tipe kulit 7 hari (rata-rata 1-5 hari), Antraks tipe intestinal (pencernaan) antara 2-5 hari dan Antraks tipe pernapasan (pulmonal) antara 1-5 hari (biasanya 3-4 hari).

Gejala Klinis Penyakit AntraksGejala klinis penyakit Antraks dibedakan berdasarkan tipe penyakit Antraks.

Tipe kulit (cutaneous Antrax)

o mula-mula terjadi papel, desertai gatal-gatal dan rasa sakit
o 2-3 hari kemudian menjadi vesikel yang berisi cairan kemerahan
o kemudian haemorrhagic dan menjadi jaringan nekrotik yang berbentuk ulcus dengan kerak berwarna hitam ditengah dan kering yang disebut eschar (tanda patognomonik anthax)
o diikuti oleh bentuk vesikel disekitarnya
o disekitar ulcus sering didapati erytema dan edema
o pada perabaan edema tersebut tidak lunak dan tidak lekuk (non pitting) bila ditekan
o rasa nyeri jarang terjadi kalaupun ada justru di daerah edema
o tidak didapatkan pus kecuali bila diikuti dengan infeksi sekunder
o dapat terjadi pembesaran kelenjar getah bening regional
o demam sedang dan sakit kepala
o bila tidak segera mendapat pengobatan dapat berkembang menjadi septicemia dan shock

Tipe pencernaan (Gastro Intestinal Anthrax)

o bersifat perakut atau akut
o Gejala awal rasa sakit perut yang hebat, mual, muntah, tidak nafsu makan dan suhu tubuh meningkat
o Konstipasi diikuti diarhe akut berdarah
o Hematemesis
o Toxemia
o Shock dan meninggal biasanya kurang dari 2 hari
o CFR bervariasi 5-75%
o Tipe ini umumnya terjadi karena memakan daging yang tidak dimasak dengan sempurna

Tipe Pernapasan (Pulmonary Anthrax)

o sangat jarang terjadi biasanya akibat dari perluasan antraks tipe kulit atau karena menghirup udara yang mengandung spora antraks
o gejala awal ringan dan spesifik
o dimulai dengan lemah, lesu, subfebril, batuk non produktif (seperti tanda-tanda bronchitis)
o kemudian mendadak dispnoe, sianosis, stridor dan gangguan respirasi berat
o shock, meninggal biasanya dalam waktu 24 jam

Tipe Radang Otak (meningitis anthrax)

o Umumnya merupakan komplikasi antraks tipe pulmonal, intestinal atau cutaneus yang kemudian melalui aliran darah tiba pada jaringan otak sehingga menimbulkan peradangan
o Demam, sakit kepala hebat, kejang, kesadaran menurun, kaku kuduk
o Muntah
o Diakhiri dengan koma

Liquor cerebro spinalis (LCS) berwarna keruh kuning kemerahan

Diagnosa terhadap penyakit Antraks dapat dilakukan secara:

1. Klinis

Diagnosa terhadap penyakit Antraks dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinis yang muncul sesuai dengan tipe-tipe penyakit antraks tersebut diatas

2. Laboratorium

Diagnosis secara laboratorium dilakukan dengan berbagai metode/uji :

o Mikroskopis, dengan pewarnaan metilen blue polichromatic, gram atau wright
o Kultural bakteriologik pada media agar darah dan kaldu protein
o Uji ascoli
o Identifikasi B.antracis dengan media gula-gula
o Uji biologik menggunakan hewan percobaan
o Uji serologi dengan PCR (Polymerasi Chain Reaction) dan ELISA (Enzyme Linked Immunosorbent Assay) Sampel yang diambil untuk pemeriksaan aboratorium tersebut diatas adalah serum darah vena, swab darah vena, usap ulcus swab, dahak dan tanah tempat hewan mati dikubur.

Pengobatan dan Pencegahan Penyakit Antraks
Pengobatan disesuaikan dengan tipe atau gejala klinis yang ditemukan:

1. Tipe kulit
Procaine penicilline 2 x 1,2 juta IU diberikan secara intramuskuler (im) selama 5-7 hari. Atau dengan Benzyl penicilline 250.000 IU secara im setiap 6 jam. Perlu diperhatikan mengingat pilihan obat untuk Antraks adalah penicilline, sehingga sebelum diberikan harus dilakukan skin test terlebih dahulu. Bila penderita/tersangka hypersensitif terhadap penicilline dapat diberikan tetracycline, chloramphenical atau erytromycine

2. Tipe pencernaan
Tetracycline 1 gram per hari

3. Tipe pernapasan.
Penicilline G 18-24 juta IU per hari IVFD, ditambah dengan Streptomycine 1-2 gram Selain antibiotika perlu diberikan juga obat-obat symtomatis lain.
Pencegahan Usaha pencegahan terhadap penyakit Antraks dapat dilakukan dengan berbagai cara terutama dalam menjaga kebersihan individu dan lingkungan, yaitu :
o Lapor ke dinas peternakan setempat kalau ada hewan yang sakit dengan gejala antraks
o tidak dibolehkan menyembelih hewan sakit antraks
o hewan hanya boleh disembelih di rumah potong
o jika hewan dipotong diluar rumah potong harus mendapat izin lebih dulu dari dinas peternakan setempat.
o tidak diperbolehkan mengkonsumsi daging yang berasal dari hewan yang sakit antraks
o laporkan ke dinas kesehatan apabila menjumpai penderita atau tersangka antraks
o bila ada penderita dengan gejala-gejala antraks segera berobat ke puskesmas atau rumah sakit terdekat
o hewan yang peka terhadap antraks seperti sapi, kerbau, domba, kambing, kuda, secara rutin harus divaksinasi Antraks
o dianjurkan untuk tidak memandikan tubuh orang yang meninggal karena Antraks
o Dilarang membuat atau memproduksi barang-barang yang berasal dari hewan seperti kerajinan dari tanduk, kulit, bulu, tulang yang berasal dari hewan sakit/mati karena penyakit Antraks.
o Menjaga kebersihan kandang ternak
o Hindari hewan untuk kontak dengan peralatan barang yang tercemar bekas anthraks
o Jangan menyentuh atau mengkonsumsi bahan makanan yang berasal dari hewan yang dicurigai terkena anthraks.
o Mencuci bersih dan memasak bahan makanan sampai matang sempurna.
o Bangkai hewan yang mati karena terkena anthraks, tidak boleh dibuka dan sebaiknya segera dibakar atau dikubur ke dalam lubang sedalam 2,5 m; lalu diberi kapur dan ditimbun kembali dengan tanah.
o Kandang dan peralatan bekas hewan yang terkena anthraks, harus dihapus-hamakan dan semua yang tidak dapat disuci-hamakan harus dibakar. Untuk itu, sangat dianjurkan untuk membeli daging dari tempat pemotongan resmi, memasak daging secara matang untuk mematikan kuman, serta mencuci tangan sebelum makan.

Dimana dan siapa yang dapat terjangkit antraks?
Antraks pada umumnya berjangkit di daerah pertanian dan menyerang hewan ternak. Wilayah Amerika Selatan dan Amerika Tengah, Eropa bagian selatan dan utara, Asia, Afrika, Pulau Karibia, dan Timur Tengah merupakan wilayah dimana kasus antraks biasa ditemukan.
Biasanya antraks yang menyerang manusia, ketika orang tersebut membedah atau menyembelih hewan yang terinfeksi atau dapat pula ditularkan melalui produk-produk yang dihasilkan oleh hewan yang terinfeksi tersebut.
Untuk mencegah tertular anthrax dianjurkan untuk membeli daging dari tempat pemotongan resmi, memasak daging secara matang untuk mematikan kuman, serta mencuci tangan sebelum makan.

Sumber: CBN


Article Source : http://www.solusisehat.net/artikel.php?id=771

No comments: