Penggunaan antiseptik dapat mengganggu ekosistem dalam vagina. Padahal, ekosistem pada alat reproduksi itu harus dijaga keseimbangannya agar bakteri patogen tidak terganggu.
Bagi masyarakat yang sangat permisif, membicarakan masalah alat reproduksi adalah sesuatu yang sensitif. Hasilnya informasi tentang alat reproduksi lebih banyak beredar lewat bisik-bisik yang menyebar bak kabar burung. Hanya saja sering terjadi informasi yang beredar cepat itu justru adalah mitos yang menyesatkan.
Menurut studi Badan Kesehatan Dunia (WHO) masalah kesehatan reproduksi perempuan yang buruk telah mencapai 33% dari jumlah total beban penyakit yang diderita para perempuan di dunia.
Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan masalah kesehatan reproduksi kaum pria yang hanya mencapai 12,3% pada usia yang sama.
Di Indonesia data yang ada lebih sulit didapat. Hal ini dapat dimaklumi mengingat betapa sulitnya menemukan seseorang yang secara dini mau mengakui dirinya masalah alat reproduksi, bahkan kepada dokter, kecuali kalau sudah kepepet.
Menurut Junita Indarti, dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan dari RS Cipto Mangunkusumo/ FKUI, setidaknya ada tiga penyakit infeksi vagina yang umum ditemui yaitu candidiasis, bacterial vaginosis dan trichomoniasis.
"Ketiganya memiliki prevalensi masing-masing 25%-50% candidiasis, 20%-40% bacterial vaginosis dan 5%-15% trichomoniasi," ujar Indarti dalam Media Workshop Manfaat Ekstrak Susu bagi Vagina, pekan ini.
Bahkan, menurut data internasional, sebanyak 75% perempuan di seluruh dunia minimal pernah mengalami candidiasis atau keputihan satu kali dalam hidupnya.
Salah satu kontroversi seputar kesehatan alat reproduksi perempuan adalah penggunaan pembersih kewanitaan (feminine hygiene) yang mengandung antiseptik untuk mencegah keputihan.
Penggunaan antiseptik seperti daun sirih atau povidone iodine akan membunuh secara langsung semua bakteri yang ada di vagina. Padahal dalam kondisi alami di dalam vagina terdapat berbagai bakteri, tetapi 95% di antaranya adalah bakteri laktobasilus, sedangkan sisanya bakteri patogen yang tidak akan mengganggu selama ekosistem vagina dalam kondisi seimbang.
Penggunaan antiseptik juga menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem di vagina. Jika itu terjadi maka terbuka peluang terjadinya kasus infeksi vagina. Ekosistem vagina dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu estrogen dan laktobasilus ,atau bakteri baik. Estrogen merupakan senyawa yang dibentuk di indung telur, yang menimbulkan sifat-sifat jenis kelamin sekunder pada wanita.
Kadar keasaman
Sisa metabolisme tersebut adalah asam laktat, yang menentukan suasana asam di dalam vagina, dengan kisaran pH normal antara 3,8 - 4,2. Dengan tingkat keasaman tersebut, laktobasilus akan subur dan bakteri patogen akan mati.
Jika tingkat keasamannya lebih rendah, pH di atas 4,2 atau terlalu basa maka jamur akan tumbuh dan berkembang, sehingga laktobasilus akan kalah. Sedangkan jika tingkat keasamannya lebih tinggi pH di atas 3,8 atau terlalu asam laktobasilus akan mati.
Ketidakseimbangan ini ditentukan oleh banyak faktor, yaitu pemakaian kontrasepsi oral (pil KB), penyakit diabetes melitus, penggunaan antibiotik, darah saat haid, cairan mani, penyemprotan cairan ke dalam vagina (douching) dan gangguan hormon.
Penggunaan antibiotik akan membunuh semua bakteri. Gangguan hormon yang terjadi misalnya pubertas, menopause dan kehamilan. Dengan demikian penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem vagina, agar terjaga dari timbulnya infeksi.
Manfaat ekstrak susu
Sebuah uji klinis yang dilakukan di Poliklinik Sitologi RS Cipto Mangunkusumo membuktikan manfaat ekstrak susu bagi kesehatan vagina, khususnya dalam menjaga keseimbangan ekosistem vagina.
"Susu mengandung zat aktif yang diekstrak menjadi asam laktat dan laktoserum yang secara klinis terbukti mengurangi keluhan rasa gatal, rasa terbakar, dan keputihan pada vagina," papar Indarti.
Hasil penelitian terhadap 71 kasus fluor albus (keputihan) dengan keluhan rasa gatal, rasa terbakar, dan keputihan, menunjukkan pengurangan rasa gatal sebesar 86,1%.
Pengurangan rasa terbakar sebesar 87,5%, dan keputihan 81,1%, setelah pasien dirawat dengan pemberian larutan asam laktat dan laktoserum dua kali sehari selama dua minggu.
"Dari uji klinis ini, kami mengambil kesimpulan bahwa asam laktat dan laktoserum bermanfaat mengurangi keluhan karena keputihan dan menghambat pertumbuhan kandida [jamur] dan dermatofit [kapang]," tambah Junita.
Produk ekstrak susu yang bisa menjaga keseimbangan ekosistem vagina adalah Lactacyd. Lactacyd mengandung asam laktat dan laktoserum yang diekstrak dari susu sehingga aman untuk digunakan setiap hari karena cara kerjanya yang alami.
"Berbeda dengan pembersih kewanitaan yang selama ini ada, Lactacyd bukan antiseptik biasa, sehingga tidak membunuh bakteri laktobacilus, melainkan meningkatkan pertumbuhannya, karena menyediakan makanan bagi bakteri baik tersebut," ujar Diana Komara, Medical Advisor Lactacyd.
Dengan menjaga tingkat keasaman normal yaitu pH 3,8 - 4,2, lanjutnya, Lactacyd mencegah pertumbuhan organisme berbahaya yang dapat menyebabkan keluhan gatal dan bau tak sedap.
Selain menggunakan pembersih kewanitaan yang tidak mengganggu ekosistem vagina ada baiknya. Anda juga membiasakan diri untuk merawat bagian pribadi Anda dengan gaya hidup sehat.
Antara lain dengan menghindari pakaian dalam yang ketat atau bahan yang tidak menyerap keringat, sebaiknya gunakan pakaian dalam yang terbuat dari katun dan biasakan ganti setiap hari.
Menghindari duduk pada toilet umum jika tidak sangat terpaksa. Keputihan dapat menular, antara lain melalui hubungan seksual, melalui perlengkapan mandi seperti handuk atau melalui bibir kloset.
Membiasakan diri membasuh vagina dengan cara yang baik dan benar yaitu dengan gerakan dari depan ke belakang, bukan sebaliknya. Cucilah dengan air bersih setiap kali Anda buang air kecil dan pada saat mandi.
Begitu pula penggantian pembalut wanita pada waktunya selama masa menstruasi akan banyak menolong agar terjaga kebersihan alat kelamin.
Sumber: Bisnis Indonesia
Article Source : http://www.solusisehat.net/artikel.php?id=859
No comments:
Post a Comment