Definisi
Otosklerosis adalag pertumbuhan berlebihan pada tulang-tulang telinga tengah yang mempengaruhi hantaran bunyi.
Deskripsi
Telinga tengah terdiri atas gendang telinga dan ruangan yang berisi 3 tulang yang disebut tulang martil, tulang landasan dan tulang sanggurdi. Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga menyebabkan gendang telinga bergetar. Getaran ini dihantarkan ke dalam melalui ketiga tulang tersebut. Pada telinga dalam, getaran ini diubah dalam bentuk impuls-impuls yang akan dibawa oleh saraf ke otak. Jika proses penulangan ini berlebihan akan mempengaruhi kemampuan tulang sanggurdi untuk menghantarkan gelombang suara dan menggetarkan gendang telinga. Sehingga menyebabkan gangguan pendengaran.
Otosklerosis dikelompokkan pada gangguan hantaran karena mempengaruhi tulang-tulang telinga dalam menghantarkan suara ke saraf pendengaran. Jika seseorang mengalami gangguan pendengaran yang bersifat neural (saraf), maka hantaran impuls-impuls saraf ke otak akan terlibat.
Otosklerosis sering merupakan keadaan yang bersifat diturunkan (herediter). Sekitar 10% populasi etnik kaukasus menderita otosklerosis, tetapi sangat jarang ditemukan pada etnik lain. Wanita lebih banyak menderita otosklerosis daripada pria. Merupakan penyebab gangguan hantaran pendengaran yang sering pada usia 15 – 50 tahun, tetapi jika proses penulangan ini hanya terjadi pada tulang martil dan tulang landasan biasanya tidak ada gejala dan sering tidak terdeteksi. Jika terjadi penulangan pada tulang sanggurdi maka terjadi gangguan pendengaran yang progresif.
Penyebab dan Gejala-Gejala
Otosklerosis merupakan penyakit turunan (herediter). Penyakit-penyakit yang didapat dan trauma/cedera tidak ada hubungannya dengan perkembangan otosklerosis.
Gejala utamanya adalah gangguan pendengaran. Banyak penderita yang mengeluh tinitus (suara bising di dalam telinga). Suara bising tidak ada hubungannya dengan jenis dan tingkat keparahan gangguan pendengaran.
Diagnosis
Gangguan pendengaran akibat otosklerosis biasanya pertamakali dirasakan pada usia remaja atau awal usia 20-an. Gangguan pendengaran biasanya terjadi pada bunyi-bunyi dengan frekuensi yang rendah, kemudian diikuti dengan bunyi yang berfrekuensi tinggi dan kemudian frekuensi menengah. Pemeriksaan pendengaran yang teliti akan menegakkan diagnosis kelainan ini.
Terapi
Penderita otosklerosis dapat diterapi dengan alat bantu pendengaran.
Tindakan pembedahan penggantian (replacement) tulang sanggurdi (stapedektomi) saat ini merupakan tindakan pembedahan yang sering dilakukan untuk emperbaiki gangguan hantaran pendengaran. Selama operasi stapedektomi, tulang sanggurdi diangkat dan diganti tulang buatan. Tindakan pembedahan ini dilakukan dengan bius lokal dan dapat dilakukan pada penderita rawat jalan tanpa perawatan di rumah sakit. Tindakan pembedahan hanya dapat dilakukan pada satu telinga dengan selang waktu 1 tahun diantara tindakan berikutnya. Derajat perbaikan pendengaran yang dicapai diperoleh maksimum sekitar 4 bulan setelah tindakan pembedahan. Lebih dari 80% tindakan pembedahan ini berhasil memperbaiki pendengaran seseorang.
Prognosis
Penderita otosklerosis hampir tidak pernah mengalami ketulian dan biasanya mampu mendengar dengan alat bantu pendengaran atau tindakan pembedahan plus alat bantu pendengaran. Pada orang lanjut usia, kecenderungan bertambahnya gangguan pendengaran berkurang sehubungan dengan pengerasan tulang-tulang tersebut.
Pencegahan
Otosklerosis tidak dapat dicegah.
Daftar Istilah
Tinitus
Tinitus adalah suara bising di dalam telinga dan bukan karena suara-suara yang ditimbulkan oleh lingkungan di sekitarnya. Suara bising ini berupa berdengung, mendesing.
Article Source : http://www.solusisehat.net/artikel.php?id=309
No comments:
Post a Comment