Google

Wednesday, April 30, 2008

Inkontinensia Urine Pada Penyakit Saraf

Inkontinensia urine (beser) merupakan suatu gejala kelainan berkemih yang sangat menggangu dan berpengaruh besar terhadap emosi, psikologi serta hubungan sosial penderita. Oleh karena itu gejala ini harus segera diatasi dan upaya mencari penyebabnya dengan rencana tatalaksana lanjutan.

Pada keadaan sehat, keputusan berkemih terjadi bila kendung kemih penuh dan setelah itu terjadi pengosongan selama 2-3 menit. Seluruh proses berkemih ini merupakan aktifitas neurologi yang sangat kompleks dan cepat yang diatur oleh otak (kulit otak dan bawah kulit otak) - batang otak -sumsum tulang belakang. Selanjutnya pengosongan diteruskan oleh saraf yang mengatur pengeluaran kemih. Bila terjadi gangguan kontrol dari otak akibat penyakit-penyakit saraf tertentu maka akan mengakibatkan inkontinensia (beser).

Bagaimana terjadinya pengeluaran kemih?

Urine (kemih) mengalir dari ginjal melalui sepasang saluran ginjal diteruskan ke kandung kemih dan menuju saluran kandung kemih dibagian bawah :
  1. Pengeluaran kemih diatur oleh otot-otot yong disebut sfingter (terletak di dasar kandung kencing dan didinding saluran kencing).

    Didalam keadaan normal sfingter akan menghalangi pengeluaran urine dengan menutup kandung kemih dan salurannya. Ibarat sebuah balon yong terikat ujungnya, apabila sfingter relaksasi akan terjadi pengeluaran kemih. Pada saat yang sama otot dinding kandung kemih akan berkontraksi dan mendorong urine keluar.


  2. Selain itu terjadi mekanisme detrusor.

    Otot detrusor merupakan otot berlapis pada kandung kemih yang terlihat dalam mekanisme bersama dengan saraf pelvis, sumsum tulang belakang dan pusat di kulit otak. Jika kandung kemih penuh oleh air kemih, impuls saraf disampaikan ke saraf pelvis dan sumsum tulang belakang terus ke pusat di kulit otak. Daerah bagian bawah (ganglia basales dan otak kecil) menyebabkan kandung kencing menjadi rileks. Kegagalan pusat ini akibat penyakit-penyakit tertentu akan mempengaruhi kesanggupan berkemih.
Adakah obat-obat yang mempengaruhi kontrol kandung kemih?

Beberapa obat dapat mempengaruhi kandung kemih sehingga menyebabkan perubahan kontrol kandung kemih dan akan terjadi inkontinensia antara lain:
  • Diuretik (mengeluarkan air dari tubuh)
  • Penenang, pelemas otot, alkohol
  • Narkotika
  • Anti alergi
  • Anti depresi dan
  • Anti psikotik
Makanan apa yang dapat mempengaruhi kontrol kandung kemih?

Tidak ada makanan yang dapat mengobati inkontinensia. Adapun beberapa makanan dan minuman yang dapat menyebabkan kebocoran kandung kemih antara lain :
  • Minuman alkohol
  • Minuman ringan seperti cola dil.
  • Susu
  • Kopi dan teh
  • Obat-obat yang mengandung kafein
  • Tomat
  • Gula dan madu
  • Coklat
  • Pemanis buatan
Berapa banyak orang yang kena beser?

Di Indonesia tidak jelas angka beser ini, tetapi di Amerika diperkirakan lebih 12 juta orang mengalami beser, dan mengenai semua usia laki-laki dan perempuan dari semua tingkat sosial. Diperkirakan 15 - 30% berusia lebih 60 tahun.

Penyakit saraf apa yang dapat menyebabkan beser ?

Beberapa penyakit saraf dapat menyebabkan beser seperti stroke, Parkinson, cedera sumsum tulang belakang dan infeksi.
  • Stroke


  • Stroke merupakan masalah kesehatan masyarakat karena dapat menyebabkan kecacatan dan kematian. Beser setelah stroke kadang-kadang terjadi pada pasien afasia (gangguan fungsi bicara) karena pasien tidak dapat menyampaikan keinginannya atau akibat gangguan pergerakan berat yang menyebabkan penderita terlambat menuju kamar mandi. Selama fase penyembuhan stroke, gejala beser paling sering ditemukan.

    Penyebabnya mungkin lokasi kelainan di otak atau akibat pembesaran kelenjar prostat.

    Terdapatnya beser pada stroke akan menurunkan kualitas hidup penderita. Biasanya yang terjadi akibat hiperefleksi detrusor. Umumnya pada awal serangan stroke, kandung kencing arefleksi. Dan selama bulan-bulan pertama stroke penderita mengalami beser (70%) yang biasanya sementara.

    Apa yang dilakukan ?

    Biasanya pakai pampers atau kateter. Tetapi kedua tindakan ini kurang disukai sebab sering menyebabkan perlukaan pada kulit dan infeksi kandung kencing. Harus diketahui apakah disebabkan oleh penyakit diluar stroke. Perlu diketahui bahwa pada stroke kadang-kadang terjadi perubahan kognisi, motivasi dan koordinasi motorik.

  • Penyakit Parkinson


  • Merupakan salah satu kelainan neurologi yong menyebabkan gangguan fungsi berkemih.

    Gangguan ini terjadi karena aktivitas kandung kemih yang berlebihan tetapi terdapat kelemahan sfingter (kegagalan relaksasi otot sfingter).

    Seperti diketahui penyakit Parkinson dapat mengenai laki-laki dan wanita terutama usia 60 - 70 tahun dengan gejala tremor (gerakan jari), bradikinesia (susah gerak dan kelainan otot).

    Jadi, gangguan berkemih pada jenis Parkinson disebabkan oleh :
    • Kelainan penyakit ini menyebabkan gangguan fungsi berkemih.
    • Kelainan kognisi yang mengakibatkan gangguan perhatian terhadap berkemih.
    • Kelainan fisik sehingga penderita sukar bergerak ke kamar mandi.
    • Pembesaran kelenjar prostat.


  • Cedera sumsum tulang belakang


  • Kelainan fungsi kandung kemih merupakan salah satu akibat dari cedera sumsum tulang belakang. Selain itu dapat juga terjadi gangguan pengeluaran kemih karena ditemukan infeksi saluran kemih. Gangguan berkemih diperkirakan tergantung tingkat cedera tulang belakang yang terkena. Kelainan yang mungkin ditemukan adalah hilangnya refleks otot kandung kemih.

  • Infeksi Saraf


  • AIDS sering dihubungkan dengan kelainan neurologi. Keterlibatan neurologi pada AIDS, 40% melibatkan susunan saraf pusat dan perifer. Gejala sisa neurologi AIDS dapat terjadi karena infeksi susunan saraf, infeksi sekunder oportunistik, demielinisasi karena peradangan.

    Neurosifilis dapat mengakibatkan kerusakan saraf sentral dan perifer. Kerusakan yang terjadi saat ini menjadi berkurang setelah ditemukannya Penisilin. Biasanya pada penderita tidak ditemukan refleks detrusor dan tampaknya sfingter normal.

    Inkontinensia (beser) dapat terjadi dengan berbagai manifestasi, antara lain:
    • Fungsi sfingter yang terganggu menyebabkan kandung kemih bocor bila batuk atau bersin. Bisa juga disebabkan oleh kelainan di sekeliling daerah saluran kencing.
    • Fungsi otak besar yang terganggu dan mengakibatkan kontraksi kandung kemih.
    • Terjadi hambatan pengeluaran urine dengan pelebaran kandung kemih, urine banyak dalam kandung kemih sampai kapasitas berlebihan.
    Inkontinensia ( beser) dapat terjadi karena berbagai penyebab. Dari aspek penyakit saraf, beser terjadi karena terjadi hambatan kontraksi kandung kemih akibat kelainan otot. Beberapa penyakit saraf dapat menyebabkan beser, walaupun kadang-kadang terdapat kondisi lain yang menyertai beser itu.
Dr. Jofizal Jannis
Bagian Neurologi FKUI-RSCM Jakarta

Article Source : http://www.solusisehat.net/artikel.php?id=284

No comments: