Google

Monday, April 21, 2008

Dibalik Gemetar Parkinson

Kita ketahui bahwa petinju legendaris Muhammad Ali menderita penyakit parkinson. Diduga penyakit ini diderita akibat akumulasi pukulan yang diterima pada kepalanya selama ia masih menjadi petinju. Tetapi, benarkah demikian?

Ternyata penyakit ini bisa menyerang siapa saja. Karena yang terjadi adalah kelainan pada otak yang dimiliki setiap manusia. Bahkan aktor Hollywood Michael J. Fox dan Paus Yohanes Paulus II sekalipun juga diketahui menderita penyakit Parkinson. Memang, biasanya penyakit generatif ini menyerang pada usia di atas 40 tahun, namun di Indonesia tercatat penderita Parkinson justru terjadi pada usia di atas 30 tahun.

Gejala khas Parkinson sebenarnya mudah dikenali, antara lain sering gemetar yang biasanya terjadi pada tangan saat sedang tidak aktif bergerak. Gerakan menjadi lamban, gangguan saat berjalan serta kekakuan gerakan. Parkinson merupakan penyakit menahun, sehingga timbulnya gejala-gejala khas Parkinson, dari stadium awal ke stadium lanjut dibutuhkan waktu cukup lama. Pola dari gejala penyakit ini juga bervariasi pada tiap individu.

Ahli neurology, Dr. Andradi Suryamiharja, Sp.S(K) menyatakan penyakit yang ditemukan oleh James Parkinson tahun 1817 ini adalah penyakit yang bersifat kronis dan progresif (muncul secara perlahan dan bertahap yang kemudian bertambah parah). Gejala utamanya berupa gangguan motorik (gerakan) karena kelainan di otak.

Hal ini disebabkan karena berkurangnya kadar zat pengantar syaraf (dopamin) pada otak. Dopamin sendiri merupakan modulator yang berperan pada pengaturan gerakan oleh otak untuk menghasilkan gerakan yang diinginkan atau untuk memperhalus gerakan otot tubuh. "Berkurangnya dopamin terjadi karena sel-sel syaraf di substansia nigra yang berada di tengah otak yang memproduksi dopamin mengalami degenerasi,” ujar dokter syaraf dari RSCM ini.

Sejauh ini penyebab jelas penyakit Parkinson belum diketahui. Tetapi ada beberapa faktor yang diketahui dapat meningkatkan resiko kemungkinan mendapat penyakit Parkinson. Resiko semakin meningkat seiring dengan meningkatnya usia. Laki-laki lebih mudah terkena Parkinson ketimbang wanita, selain adanya faktor genetik, dan lingkungan yang tercemar polusi. Orang kulit putih dikabarkan lebih banyak terkena daripada orang kulit hitam dan Asia.

Dokter yang juga pengajar senior di Departemen Neurologi FKUI ini mengingatkan pentingnya untuk mengetahui gejala awal. "Parkinson dapat dikenali dari empat gejala utamanya yaitu TRAP, gemetar (Tremor), kaku (Rigid), lamban (Akinesia/bradikinesia) dan instabilitas (Postural instability),” tambahnya. Gejala yang seringkali dialami oleh penderita adalah mengalami getaran pada tangan, jari-jari atau pergelangan tangan yang sulit dikontrol. Pada keadaan yang lebih lanjut, getaran ini dapat muncul pada saat melakukan gerakan. Dapat pula bertambah parah pada saat kondisi gelisah, cemas, marah atau sedang konsentrasi.

Selain itu terjadi pula peningkatan tahanan otot dan sendi sehingga gerakan sendi menjadi kaku dan terbatas. Waspadalah, karena biasanya pada awalnya penderita sering merasa seperti gejala rematik. Kekakuan persendian terutama muncul pada pagi hari, saat bangun tidur. Posisi tubuh penyandang Parkinson menjadi membungkuk. Kelambanan gerak dan instabilitas terjadi saat berjalan dan berbelok.

Lambat laun, penderita Parkinson mengalami penurunan gerakan motorik secara keseluruhan. Manifesta sinya antara lain kesulitan penderita untuk bangkit dari kursi, memulai berjalan atau berjalan kaku seperti robot dimana lengan tidak dapat mengayun, langkah menjadi kecil-kecil dan pendek.

Penderita Parkinson secara sekilas juga tampak seperti orang yang mengalami depresi. Depresi pada Parkinson sebagai efek komplikasi ini cukup menarik. Sebab, penderita memiliki mask-face (muka topeng) dimana wajah terlihat murung, monoton, dan kurang berekspresi atau berkurangnya jumlah kedipan mata. Sehingga penderita terlihat seperti orang yang terus-menerus melamun, suaranya menjadi lunak dan pelan. Jadi, secara umum, tampilan penderita Parkinson seperti layaknya orang yang sedang mengalami depresi.

Namun, depresi pun dapat muncul sebagai bagian dari gejala non-motorik, atau respon dari penyakit yang diderita. Karena Parkinson secara umum tentu membatasi gerakan penderitanya. Munculnya rasa tidak berdaya karena ketergantungan pada orang lain. Efeknya tentu akan berpengaruh pada pekerjaan, hubungan sosial, hingga berkurangnya fungsi seksual. Akibat dari penurunan kualitas hidup inilah yang akan menyebabkan depresi. Untuk menghindari depresi, penderita Parkinson membutuhkan dukungan dari lingkungan terdekat. Keluarga harus dapat terus menerus memberi support, rasa hormat, kesabaran, empati dan cinta kasih.

Selama ini pilihan pengobatan seperti mengonsumsi obat-obatan hanya mampu menekan gejalanya saja. Jadi, belum ada pengobatan yang benar-benar dapat menyembuhkan penyakit Parkinson. Ibaratnya, bila seseorang telah terkena Parkinson, maka seumur hidup penyakit ini akan terus menemani hidupnya. Treatment untuk penyakit Parkinson bersifat individual dan simtomatik. Artinya, obat-obatan yang biasa diberikan adalah untuk pengobatan penyakit atau menggantikan dan meniru fungsi dopamin yang akan memperbaiki tremor, rigiditas, dan slowness.

Penderita Parkinson yang sejak awal menyadari telah mengidap penyakit ini tidak perlu merasa risau. Mereka disarankan untuk tetap menjalani kehidupan dan segala aktifitas secara rutin. Baik dengan memanfaatkan kemampuan yang masih dimiliki secara mandiri, maupun dengan bantuan orang lain. Imbangi kekurangan yang terjadi, dengan mengoptimalkan kemampuan yang masih dimiliki.

Lakukanlah langkah-langkah penyesuaian, dengan mengatur jadwal dan membagi waktu kerja. Yang patut dihindari penderita Parkinson adalah mengendarai kendaraan sendiri. Karena keterampilan mengemudi akan berkurang seiring dengan kekakuan otot dan lambannya gerakan penderita yang lambat laun terjadi.

Terus lakukan olahraga ringan secara rutin. Dengan latihan yang konsisten dan teratur, dapat meningkatkan gerakan dan mengurangi kekakuan otot. Pilihlah olahraga yang ringan dan tidak melelahkan dengan menyesuaikan kondisi badan, misalnya, jalan, senam ringan, berenang, tenis atau tai chi. Secara khusus, lakukan latihan otot sendi yang terdapat pada leher, lengan, badan dan tungkai. Tujuan dari latihan ini antara lain adalah untuk meningkatkan gerakan dan ruang gerak sendi, mengurangi kekakuan otot dan stres, serta memelihara keseimbangan.

Dengan demikian, gejala Parkinson dapat ditekan semaksimal mungkin. Jadi, Parkinson bukanlah akhir dari segalanya.

Waspada gejala awal parkinson yang sering tidak disadari

- Gemetar ringan pada tangan atau kaki pada saat istirahat
- Ayunan lengan waktu berjalan berkurang
- Mandi, mencukur kumis, mengancing baju dan makan menjadi lama
- Jalan sering ketinggalan
- Mata melotot seperti marah
- Suara mengecil
- Duduk jarang bangun
- Tidur jarang berbalik badan

Tips Sehat Pikiran & Jiwa
Hari-Hari yang Tidak Menyebalkan


Sekalipun hari yang akan dilalui, ditengarai terik matahari atau mendung disusul hujan rintik maupun lebat, tapi hati dan pikiran harus tetap cerah dan segar. Melewati hari dimulai dengan baik: bersemangat, pikiran jernih, jauh dari buruk sangka dan menyenangkan, merupakan separuh dari pencapaian tujuan. Hanya bila memperhatikan tips berikut:

1. Untuk mendapatkan kesegaran fisik di pagi hari, tidur cukup di malam hari. Lepaskan masalah begitu berangkat tidur, beristirahat sebaik-baiknya. Yakinkan diri, esok hari akan lebih baik lagi.
2. Untuk memulai aktivitas, diawali berdoa untuk mendamaikan pikiran dan tentramkan jiwa.
3. Waktu pagi hari yang cukup sempit, sempatkan berolahraga ringan, semisal jalan berkeliling tempat tinggal atau senam.
4. Pagi hari cukupkan kebutuhan energi dan gizi tubuh. Sarapan yang baik adalah modal untuk kebugaran tubuh sepanjang hari.
5. Mengeluh kondisi lalu lintas, akan merusak suasana hati yang cerah. Selama berkendara, hibur diri dengan bersenandung atau mendengar obrolan santai di radio kesayangan.
6. Sambut hari tanpa lepas senyum dan sapaan pada orang-orang yang dijumpai. Anda pun akan mendapat balasan senyum.
7. "Siap bertempur" di dunia kerja, dijalani dengan ikhlas dengan memetik hikmahnya ketika: beban kerja yang kebetulan hari itu berlebihan, melakukan kesalahan sehingga ditegur pimpinan, ulah teman kerja yang tidak menyenangkan, relasi bikin ulah.

Sumber: Male Emporium

Article Source : http://www.solusisehat.net/artikel.php?id=950

No comments: